Sasar Ekspatriat di Singapura, Lagoi Percontohan Travel Bubble

 

Wisman bermain golf di Lagoi.

TANJUNG PINANG (Kepriglobal.com) – Kepulauan Riau akhirnya diizinkan Presiden untuk menerima wisawatan mancanegara (wisman). Lagoi yang menjadi wilayah percontohan dengan model travel bubble. Diharapkan, travel bubble ini menjadi langkah awal kebangkitan pariwisata di Kepri.

Pada 2019 lalu adalah masa keemasan pariwisata Kepri. Sebenarnya sudah dimulai sejak 2016. Dimana kunjungan wisman ke Kepri pada tahun itu mencapai 1,9 juta. Pada tahun berikutnya, terjadi kenaikan menjadi lebih dari 2,1 juta kunjungan wisman.

Pada 2018 terjadi kenaikan signifikan. Pada tahun itu ada lebih dari 2,6 juta wisman yang berkunjung ke Kepri. Masih dengan Batam sebagai pintu masuk utama. Tahun 2019 menjadi tahun keemasan bagi dunia pariwisata Kepri.

Dengan 2.864.795 Wisman yang masuk ke Kepri, menjadikan Kepri pintu masuk kedua tertinggi di Indonesia setelah Bali. Menggeser ibukota, DKI Jakarta, yang turun ke posisi ketiga.

Kadis Pariwisata Kepri, Buralimar sempat kaget dengan capaian itu. Pasalnya target itu baru akan dipatok untuk 2020.

Sayangnya, pada 2020 pandemi Covid-19 masuk ke Indonesia. Kasus pertama Covid-19 di Kepri tercatat di Tanjung Pinang pada 17 Maret 2020. Membuat dunia pariwisata Kepri benar-benar terpuruk. Pada tahun itu, hanya ada 408.005 kunjungan wisman, yang berhasil dibukukan di awal tahun.

Pada 2021 lebih menyedihkan lagi. Hanya ada 1.807 wisman yang masuk ke Kepri. Langkah Presiden membuka pintu masuk bagi wisman ke Kepri, tidak hanya membawa angin segar. Lebih dari itu, ada banyak kepala yang menggantungkan hidupnya di sana.

Di kawasan Bintan Resort saja, ada 4.500 orang yang menggantungkan nasibnya di sana. Mulai dari pekerja taman, hingga top manajer. Mereka tersebar di 17 hotel dan resort yang berada di kawasan Bintan Resort.

Berbanding lurus dengan kunjungan wisman ke Kepri, tahun 2019 juga menjadi masa keemasan bagi Bintan Resort. Pada tahun itu, diproyeksikan ada 1,1 kunjungan. Namun, ternyata ada 1.272.508 wisman yang berkunjung ke Bintan Resort.

Manajemen Bintan Resort optimis, pada 2020 kunjungan akan meningkat. Diproyeksikan ada 1,5 kunjungan ke Bintan Resort. Namun, pandemi Covid-19 benar-benar menghancurkan semua. Pada 2020 hanya ada lebih dari 200 ribu pengunjung. Pada 2021 lebih parah lagi. Hanya lebih dari 47 ribu saja.

Diharapkan, travel buble dapat menjadi titik balik kebangkitan pariwisata Kepri. Namun, ada biaya lebih yang harus dikeluarkan wisman yang akan masuk ke Lagoi. Pasalnya, di negara asal, mereka harus melakukan PCR antigen dan dinyatakan negatif Covid-19.

Kemudian saat masuk ke Pelabuhan Bandar Bintan Telani (BBT), akan kembali dilakukan TCM (tes cepat molekular) dan juga diambil sampel PCR. Begitu juga saat akan meninggalkan Lagoi, akan kembali dites Covid-19.

Semua biaya tambahan itu, dibebankan kepada wisman. Tapi, belum dapat diketahui pasti berapa biayanya. “Sekarang belum bisa dihitung. Kita tunggu pintu gerbangnya dibuka dulu,” sebut Kadis Pariwisata Kepri, Buralimar dilansir kominfo.kepriprov.go.id, Senin (11/10/2021) malam.

Untuk travel bubble ini, Kepri akan menyasar para wisman berkantung tebal dari Singapura. “Terus warga India, Korea, dan ekspatriat yang kerja di Singapura,” tambah Buralimar. Sebagian dari mereka sudah rindu berlibur dan menjajal lapangan golf terbaik di Asia.

Namun, saat ini para pelaku pariwisata masih menunggu aturan teknis dari pemerintah pusat.

“Kita tunggu arahan pusat dalam 2-3 hari ke depan,” ujar Buralimar. Setelah itu, baru dapat dihitung proyeksi jumlah wisman yang masuk ke Bintan Resort melalui travel bubble. (kg/pan)