20 Provinsi Diminta Gesa Vaksinasi Dosis Kedua

Suasana vaksinasi. (Foto:ist)

JAKARTA – Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyebut ada 20 provinsi yang perlu mengejar capaian vaksinasi dosis kedua.

Adapun 20 provinsi tersebut yaitu DKI Jakarta, Bali, DI Yogyakarta, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, Riau, Nusa Tenggara Barat. Kemudian, Banten, Sumatera Selatan, Lampung, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Maluku, dan Papua.

“Langkah yang harus dilakukan ialah memantau data vaksinasi di tiap kabupaten/kota termasuk besar stok dosis berkala bersama dengan dinas kesehatan setempat untuk perencanaan kegiatan vaksinasi yang baik dengan prioritas kelompok rentan,” kata Wiku dalam konferensi pers secara virtual melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (22/2/2022).

Wiku mengatakan, saat ini ada 49 persen populasi yang belum mendapatkan dosis kedua. Bahkan, terjadi penurunan laju suntikan dosis vaksin pada bulan Februari ini.

“Padahal vaksin penting untuk mencegah penambahan kasus di dalam daerah maupun importasi kasus ke daerah lainnya,” ujarnya.

Wiku menjelaskan, vaksin COVID-19 dosis pertama bertujuan untuk menstimulasi produksi antibodi ke dalam sistem imun tubuh untuk respons imun pertama. Sementara itu, dosis kedua bertindak sebagai penguat untuk menjamin sistem imun mengembangkan respon memori yang optimal saat melawan virus Corona di kemudian hari.

“Sama seperti produk kesehatan lainnya, vaksin juga wajib diberikan sesuai dosis yang ditetapkan produsen agar mencapai kekebalan optimal,” ucap dia.

Lebih lanjut, Wiku mengatakan, pemberian vaksinasi dosis kedua tidak boleh terlambat, apalagi lebih dari 6 bulan. Sebab, menimbulkan respons kekebalan tubuh yang tidak optimal sehingga vaksinasi ulang dari dosis pertama perlu dilakukan.

“Keterlambatan vaksin kecuali akibat tertular COVID-19 dan halangan medis lainnya, dapat menyebabkan pengulangan dosis pertama. Dengan kata lain, akan menjadi sia-sia, maka jangan sampai terlambat melengkapi dosis vaksin,” tuturnya. (KG/kom)