Fidaus-Ayat Wujudkan Kota Pekanbaru jadi Smart City Madani

Wali Kota Pekanbaru H. Firdaus meninjau salah satu pembangunan belum lama ini. (Foto:ist)

PEKANBARU – dr. H. Firdaus,ST., MT bersama H. Ayat Cahyadi, S.si sukses memimpin Kota Pekanbaru selama 10 tahun sejak awal dilantik pada 26 Januari 2012 lalu.

Pada masa pemerintahan periode 2012-2017. Visi yang menjadi tujuan pembangunan Firdaus-Ayat adalah terwujudnya Pekanbaru Metropolitan Madani.

Dimana metropolitan adalah wujud fisik kota yang ingin dicapai, sedangkan madani adalah jiwa kota, yaitu masyarakat berkualitas, unggul, mandiri, tangguh dan berdaya saing.

Madani juga menggambarkan kondisi masyarakat ideal, yang diilhami oleh sejarah nabi dalam membangun kota dan masyarakat madinah. Dalam konsep ini masyarakat madani digambarkan sebagai masyarakat yang religius, sejahtera, rukun, disiplin, taat hukum, toleran, sehat, cerdas dan berakhlak.

Pada periode ini, pasangan Firdaus-Ayat, berhasil mengantarkan Pekanbaru menjadi salah satu kota terkemuka di Indonesia. Pekanbaru bukan saja berkembang dalam batas administrasinya menjadi sebuah kota metropolitan, tapi juga mempengaruhi kawasan disekitarnya tumbuh menjadi kawasan perkotaan yang disebut metropolitan pekansikawan, yaitu kawasan yang meliputi wilayah Pekanbaru, Siak, Kampar dan Pelalawan.

Komplek perkantoran Wali Kota Pekanbaru. (Foto:ist)

Keberhasilan Firdaus-Ayat dalam membangun Kota Pekanbaru pada periode pertama, membuat pasangan ini kembali dipercaya masyarakat memimpin Pekanbaru pada periode kedua yakni tahun 2017 hingga 2022.

Pada periode kedua, visi yang diusung Firdaus-Ayat yakni mewujudkan Pekanbaru Smart City Madani.

Dalam pelaksanaan visi-misinya pasangan Firdaus-Ayat, memiliki lima strategi pembangunan yang disebut panca cita, yaitu pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan pemerataan pembangunan, penyediaan infrastruktur dasar, pendekatan pembangunan kota modern (smartcity, liveable city, greencity), kerjasama kawasan pekansikawan dan pemberdayaan masyarakat.

Banyak indikator yang berhasil terlihat dan bisa diukur bersama ketika berbicara kebutuhan dasar masyarakat seperti JALITA (Jalan, listrik, Air Transportasi dan Telekomunikasi).

Masjid Al Firdaus di Komplek Perkantoran Wali Kota Pekanbaru. (Foto:ist)

Di bidang pembangunan jalan, begitu banyak pembangunan jalan yang sudah tercapai di Pekanbaru.  Baik pembukaan jalan baru, peningkatan jalan, bahkan juga sudah dibangun jalan outer ring road.

Manajemen penyediaan air bersih juga berjalan dengan baik di Kota Pekanbaru melalui skema KPBU SPAM.

Di bidang kelistrikan. Kalau dulu masyarakat sering mengalami mati listrik bergilir namun sejak dibangun pembangkit listrik PLTU atau PLTG maka mati lisrik bergilir seperti dulu jarang dirasakan.

Di bidang transportasi. Catatan Kementerian Perhubungan menyebutkan bahwa pengelolaan sistem pengelolaan transportasi di Kota Pekanbaru adalah salah satu yang terbaik di Indonesia.

Dahulu sebelum tahun 2012, jumlah armada Trans Metro Pekanbaru hanya berjumlah 20 unit, sekarang berjumlah 100 unit lebih dan telah ada koridor menjangkau wilayah pekansikawan.

Di bidang telekomunikasi. Sampai hari ini sistem telekomunikasi di Pekanbaru sudah menyeluruh atau universal dan tidak ada black spot atau kosong jaringan yang menandakan pelayanan bidang telekomunikasi sudah terlaksana dengan baik.

Indikator lainnya dilihat pada sektor pendidikan, dimana saat ini sudah berdiri ratusan fasilitas pendidikan atau gedung sekolah di Pekanbaru. Baik yang dibangun pemerintah, swasta, baik tingkat SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi selama 10 tahun terakhir.

Perhatian kepada Guru MDTA. Menurut catatan Kemenag, Pekanbaru adalah kota yang menaruh perhatian tinggi terhadap insentif guru MDTA.

Di bidang kesehatan dibuktikan dengan sudah banyaknya berdiri rumah sakit di Pekanbaru, klinik-klinik, baik dibangun pemerintah seperti RS Madani dimana sebelumnya belum ada rumah sakit rujukan milik Pemerintah Kota Pekanbaru.

Disamping itu 28 puskesmas ditingkatkan layanannya dari puskesmas rawat jalan menjadi puskesmas rawat inap serta ada puskesmas wisata. Juga berdirinya klinik-klinik oleh pelaku usaha dan rumah sakit.

Gedung Mall Pelayanan Publik Kota Pekanbaru. (Foto:ist)

Di masa kepemimpinan Firdaus-Ayat juga terjadi pembangunan jalan, jembatan dan flyover, dan investasi yang cukup banyak di Pekanbaru.

Ketika ada orang berbicara itu bukan Firdaus-Ayat atau dana APBD yang membangun, memang betul, karena pemerintah menyesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah yang hanya 10 persen untuk membangun kota.

Yang paling berperan membangun kota ini adalah pelaku usaha atau investor. Tapi pelaku usaha itu hanya akan datang ke daerah yang berpotensi besar, kepemimpinan sejuk, aman dan nyaman untuk berinvestasi. Maka kepemimpinan Firdaus-Ayat dipandang sangat aman, nyaman oleh investor. Disamping Firdaus-Ayat juga sering dan aktif melakukan lobi-lobi ke berbagai pihak, baik di tingkat nasional maupun tingkat Asia.

KIT (Kawasan Industri Tenayan) juga sedang dibangun sebagai salah satu proyek strategis nasional. Yang akan mendatangkan investor nasional dan internasional. KIT akan menampung 150.000 tenaga kerja di Pekanbaru.

Dalam kehidupan beragama. Firdaus-Ayat juga sudah membina 100 rumah ibadah masjid paripurna yang imam atau manajemennya diberi gaji berasal dari APBD.

Perparkiran di Pekanbaru sudah dikelola dengan pola BLUD. Sistem pembayarannya pun sudah dengan sistem uang elektronik. Tak ada lagi alasan tidak bisa bayar parkir, dan ini juga bisa meminimalisir kebocoran anggaran perparkiran di Pekanbaru.

Perpustakaan digital dan pengurusan surat-surat terkait kependudukan dan pencatatan sipil, pun terkait pajak, semua sudah bisa diakses dengan mudah dan sangat smart.

Itulah salah satu indikator Smart City Madani. (KG/ADV)