Ada Dugaan Perundungan Terhadap Murid, SMK Harmoni: Itu Tidak Benar

Foto: net

BATAM – SMK Satu Bangsa Harmoni Batam buka suara terkait viralnya dugaan perundungan yang dilakukan oleh siswa dan guru terhadap salah satu murid di lingkungan sekolah.

Kepala sekolah yang diwakili oleh Humas SMK Satu Bangsa Harmoni, Syahril mengatakan kejadian ini sebenarnya sudah lama selesai, ini hanya masalah mis komunikasi saja antara guru dan orangtua murid yang bersangkutan, tidak ada perundungan yang terjadi di sekolah, namun dia heran kenapa ini sampai viral di media sosial.

“Kami menyayangkan kenapa hal ini bisa viral di media sosial, padahal permasalahan tersebut sudah lama selesai,” ujar Syahril, Sabtu (14/1/2023).

Syahril berharap berita tersebut tidak berlarut-larut, karena mereka sudah melakukan mediasi sejak lama. Apalagi sebagian pemberitaan yang beredar tanpa adanya konfirmasi dari pihak sekolah.

“Kita sudah lakukan mediasi sejak bulan 10 lalu, sudah 5 kali, bahkan kita juga lakukan mediasi lewat LPAI Batam (Lembaga Perlindungan Anak Indonesia-red) dan Kacabdis,” ungkapnya.

Menurut Syahril, akibat dari permasalahan ini, siswa-siswi SMK Satu Bangsa Harmoni Batam merasa tertekan karena sering dicap sebagai seorang pembully.

“Sebaiknya tidak perlu memperkeruh suasana, kasihan siswa-siswi kami yang tidak tahu menahu malah di cap sebagai pembully,” kata Syahril.

Sekretaris LPAI Kota Batam, Ery Syahrial membenarkan bahwa mediasi sudah dilakukan antara orangtua siswa dengan pihak sekolah dan yayasan sekolah. Dia pun berujar mediasi waktu itu berhasil dan telah salam-salaman.

“Mediasi waktu itu berhasil, dilaksanakan di sekolah. Antara orangtua siswa dengan pihak sekolah dan yayasan sekolah sudah salam salaman,” ungkapnya.

Sekolah Satu Bangsa Harmoni adalah sekolah swasta di Batam, Provinsi Kepulauan Riau yang memiliki jenjang dari KB-TK, SD, SMP, dan SMK. Sekolah ini dikelola oleh Yayasan Satubangsa Harmoni. Untuk SMK, Sekolah Satu Bangsa Harmoni memiliki jurusan Akuntansi, Rekayasa Perangkat Lunak, Akomodasi Perhotelan dan Administrasi Perkantoran.

Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengaku belum menerima laporan adanya trauma akibat perundungan atau bullying yang diduga dilakukan oknum guru hingga teman sekelas korban, hingga harus mendatangi psikiater.

“Mengenai korban mengalami trauma hingga perlu pendampingan psikiater, kami belum menerima laporan itu dan hasil psikolog anak,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kepri Andi Agung, Minggu (8/1/2023) malam.

Andi mengatakan, pihak yayasan hingga kepala sekolah menyebut bahwa permasalahan ini telah diselesaikan secara kekeluargaan.

“Kemarin saya sudah minta klarifikasi ke pihak Yayasan hingga sekolah. Mereka menyebut permasalahan ini telah selesai,” terang Andi. (KG/red)