TANJUNG PINANG (Kepriglobal.com) – Lagoi sudah siap menjadi percontohan menerima wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia.
Bintan Resort mengaku sudah siap baik dari sisi protokol kesehatan (prokes), hingga perlengkapan laboratorium yang dibutuhkan. Tinggal menunggu aturan teknis dari pemerintah pusat.
“Bintan dan Bintan Resort sudah siap dibuka. Kalau bagi kami di Bintan Resort, dengan segala protokol yang ada seperti polymerase chain reaction (PCR) ada sendiri, laboratorium yang dibantu kabupaten juga kita ada sendiri. Laboratorium kita boleh memberikan result di antara tiga hingga lima jam,” ujar Group General Manager Bintan Resort, Abdul Wahab dirilis Kominfo.kepriprov.go.id, Ahad (10/10) malam.
Pemerintah Singapura juga sudah tahu kesiapan Bintan Resort, dalam menyambut warga mereka yang akan berlibur ke Pulau Bintan. Wahab mengaku, Bintan Resort selalu berkomunikasi dengan Singapore Economic Development Board (EDB) dan juga Singapore Tourism Board.
Pihak Singapura sudah mengakui, Bintan Resort diibaratkan sebagai kapal pesiar dan termasuk dalam karantina kawasan. Di samping itu, di Bintan Resort juga termasuk dalam zona vaksinasi Covid-19. “Sebenarnya mereka sedang menunggu-nunggu kapan dan bila kita boleh menerima tamu,” sebut Wahab.
Hanya saja yang menjadi kendala saat ini, belum ada waktu pasti yang dapat disampaikan kepada publik Singapura. Di samping itu, juga perlu aturan teknis yang jelas, agar segera dapat disosialisasikan kepada warga Singapura. Termasuk berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk PCR.
Jika sudah ada aturan yang jelas, terkait syarat-syarat yang harus dipenuhi saat masuk ke Bintan Resort, selama di Bintan Resort dan juga saat akan kembali ke Singapura, hal itu akan segera disampaikan kepada media di Singapura.
“Tamu mau datang dan mereka akan menerima cost yang akan mereka tanggung sendiri, cost pembiayaan PCR. Saya harap kawan dari Chanel News Asia dapat memperbaiki message yang akan disampaikan untuk pengetahuan umum,” sebut Wahab.
Namun, teknis pelaksanaan di lapangan masih harus menunggu petunjuk dari pemerintah pusat. Sebelum itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh daerah dan Bintan Resort.
“Tapi kita harus memenuhi syarat yang harus kita penuhi, TCM (tes cepat molecular) itu dalam waktu satu jam sudah bisa tahu hasilnya. Karena tak mungkin turis harus menunggu 3-4 jam untuk menunggu hasil itu. Ada tempat karantina, luasannya,” sebut Gubernur Kepri, Ansar Ahmad saat memimpin konferensi pers travel bubble ini.
Teknis pelaksanaan di lapangan masih harus menunggu hasil rapat dengan Presiden. Dalam rapat tersebut, Gubernur akan mengusulkan masa karantina yang sebelumnya diputuskan lima hari untuk Bali dan Kepri, menjadi tiga hari saja.
Hal itu terkait dengan masa tinggal wisman di Kepri, yang rata-rata tiga hari. Di samping itu, diharapkan karantina hotel dapat dilakukan menjadi karantina wilayah.
“Kita masih usulkan agar karantina wilayah, karena mereka tidak bercampur dengan masyarakat,” tambah Gubernur.
Di samping itu, selama di Bintan Resort para Wisman harus melaksanakan TCM sebanyak dua kali. Yaitu saat tiba di pelabuhan dan saat akan meninggalkan Bintan Resort. (kg/pan)
You must be logged in to post a comment.