TANJUNGPINANG (Kepriglobal.com) – Gubernur Kepri, H Ansar Ahmad melakukan rapat terbatas (ratas) secara zoom meeting bersama Duta Besar (Dubes) KBRI Tokyo, Heri Akhmadi, di ruang kerja Gubernur di Dopmak,Tanjungpinang, Selasa (14/9/2021).
Ratas zoom meeting ini, membahas rencana pembangunan pelabuhan terpadu Samudera sebagai pelabuhan logistik dan perikanan di Teluk Buton, Kabupaten Natuna.
Pelabuhan ini rencananya, akan dibangun di atas tanah seluas 1,7 hektare untuk sementara. Kemudian, bisa diperluas lagi dengan melakukan pembebasan tanah masyarakat di sekitarnya.
Diharapkan pelabuhan ini menjadi pelabuhan terpadu yang multi fungsi. Selain menjadi pelabujan perikanan dan logistik, secara tidak langsung juga menjadi pelabuhan yang bisa mendukung pertahanan dan keamanan negara
Gubernur dalam zoom meeting, memaparkan, sejatinya di Kabupaten Natuna sudah ada pelabuhan terpadu di Selat Lampa untuk pelabuhan logistik dan perikanan.
Hanya saja, kata Gubenur, jarak menuju Selat Lampa sangat jauh dan melalui jalur yang terjal. Sehinga, kurang bisa dimanfaatkam secara maksmal oleh masyarakat untuk pelabuhan perikanan dan logistik. Atau cenderung lebih banyak dimanfaatkan TNI untuk mendukung kegiatan pertahanan.
“Kita membutuhkan dukungan dari pak Dubes, terkait rencana pembangunan Pelabuhan Samudera ini. Kepada Menteri Perhubungan juga sudah kita bahas, dan apa yang menjadi tanggung jawab kami di pemerintah daerah sudah kami lakukan, dari masalah studi kelayakan, DED, dan sebagainya,” ujar Gubernur.
Saat ini, Pemerintah Provinsi (Pempro) Kepri bersama Pemkab Natuna, telah menyiapkan lahan seluas 1,7 hektare dan sudah menyediakan anggaran untuk studi kelayakan sebesar Rp2,5 miliar.
Adapun biaya pembangunan pelabuhan, diusulkan kepada Menteri Perhubungan (Menhub) RI sebesar Rp200 miliar.
“Saya sempat diundang rapat bersama Menko Marves dan Menhub. Disampaikan bahwa pelabuhan di Selat Lampa akan diserahkan ke TNI AL, untuk mendukung kegiatan pertahanan. Dan disepakati dibangun pelabuhan alternatif, yakni pelabuhan Samudera untuk pelabuhan logistik dan perikanan di Teluk Buton,” ujar Gubernur.
Gubernur dalam ratas itu, memberikan kesempatan kepada Bupati Natuna, Wan Siswandi yang hadir secara virtual.
Bupati Natuna menyatakan, sudah sangat siap dan meminta agar apa-apa yang diprogramkan terkait pembangunan infrastruktur di Natuna, terrmasuk pelabuhan Samudera di Teluk Buton agar bisa segera direalisasikan
“Kami di daerah sudah sangat siap, semoga segera terealisasi. Apapun yang menjadi domain tugas kami, akan lakukan semampu dan sebisa kami,” tegas Wan Siswandi.
Selain Bupati Natuna, hadir juga Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda;Asisten II Ekonomi Pembangunan Pemprov Kepri, Syamsul Bahrum, dan beberapa organisasi perangkat daerah (OPD( terkait mendampingi Gubernur.
Tidak hanya menyangkut rencana pembangunan pelabuhan terpadu Samudera di Teluk Buton. Gubernur juga memohon agar Dubes KBRI Tokyo ikut mendorong terwujudnya kawasan ekonomi khusus (KEK) di Natuna dan bisa mempromosikan keunggulan Kepri kepada investor yang ada di Jepang.
Sementara itu Dubes KBRI di Tokyo, Heri Akhmadi, menyatakan, menyambut baik rencana ini. Namun, dia menegaskan posisi KBRI hanya sebagai perwakilan yang menjalankan kebijakan, dan bukan pengambil kebijakan.
“Saya akan menyampaikan hal ini kepada yang mengambil kebijakan. Kami juga akan tawarkan segala potensi yang ada di Natuna kepada pengusaha Jepang, untuk investasi di Natuna,” ujar Heri.
Heri juga mengaku sudah sempat berdiakusi dengan Menko Marves, Menhan, dan Menteri KKP terkait rencana pengembangan pelabuhan terpadu di Natuna.
Ketiga Menteri tersebut, aku Heri, semuanya mendukung. Bahkan, nantinya akan menjadi salah satu benteng pertahanan masyarakat melalui program penguatan ekonomi.
“Pelabuhan terpadu di Teluk Buton ini, selain menjadi alat untuk memperkuat ekonomi, juga akan menjadi benteng pertahanan dan keamanan negara,” katanya.
Hal ini juga, lanjut Heri, sudah sempat dibicarakan dengan Japan International Cooperation Agency (JICA), yakni sebuah lembaga kerja sama pemerintahan Jepang. Pihak JICA, kara Heri, membuka lampu hijau untuk andil dalam proyek di Natuna tersebut.
“Kita juga mau, agar pelabuhan terpadu di Natuna ini, memiliki value yang bisa menjadikan Natuna sebagai pusat perikanan internasional ke depan,” ujar Heri.
Bahkan, JICA sendiri ditegaskan Heri, telah ikut andil dalam pembangunan pulau-pulau terluar yang ada di Indonesia, sebagai upaya pemakmuran ekonomi dan keterisoliran di Indoneaia. (KG/PAN)
You must be logged in to post a comment.