JAKARTA – Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto bersama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, memimpin rapat penanganan dan pengendalian Covid-19 bersama dengan Forkopimda Bantul dan Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Minggu (8/8/2021).
Dalam pengarahannya, Sigit mengungkapkan, Provinsi DIY mengalami pertumbuhan ekonomi sebesar 11,81 persen di saat pandemi Covid-19. Sementara, di tingkat nasional atau keseluruhan, perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan sekira 7,07 persen.
Meskipun demikian, Sigit menekankan, tetap menjaga momentum peningkatan perekonomian tersebut, harus diiringi penerapan strategi pengendalian Covid-19.
“Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus kita jaga dengan kesehatan sebagai modal dasar. Jika kasus Covid-19 bisa ditekan, pertumbuhan ekonomi dapat kembali berjalan normal. Maka perlu dilakukan strategi pengendalian Covid-19 dengan tetap memperhatikan keseimbangan,” kata Sigit.
Sigit memaparkan, strategi pengendalian Covid-19 di antaranya adalah, protokol kesehatan 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak), harus secara disiplin dilakukan masyarakat.
Kemudian yang kedua, melakukan penguatan 3T (testing, tracing, dan treatment). Dan terakhir, melakukan akselerasi atau percepatan vaksinasi.
Hal ini menunjukkan optimisme bahwa Indonesia tangguh dalam menghadapi pandemi Covid-19, dan siap melakukan lompatan pertumbuhan ekonomi.
“Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus kita jaga dengan Kesehatan sebagai modal dasar. Jika kasus Covid-19 bisa ditekan, pertumbuhan ekonomi dapat kembali berjalan normal,” ujar mantan Kapolda Banten ini.
Menurut Sigit, segala upaya ini juga telah sesuai sebagaimana dengan instruksi Presiden Jokowi yang menginstruksikan untuk melakukan, kecepatan vaksinasi terutama pada wilayah-wilayah yang menjadi pusat mobilitas dan kegiatan ekonomi, penerapan 3M yang masif di seluruh komponen masyarakat, serta kegiatan testing, tracing, isolasi, dan treatment secara masif, termasuk menjaga bed occupancy rate (BOR), penambahan fasilitas isolasi terpusat, serta menjamin ketersediaan obat-obatan dan pasokan oksigen.
Eks Kabareskrim Polri ini juga mengimbau untuk Pemprov, Pemda, TNI, Polri dan instansi terkait bersama masyarakat, agar dapat bersinergi memastikan protokol kesehatan (prokes) dilakukan secara disiplin dan ketat, khususnya di sentra ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Sigit meminta di tengah penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1-4 ini, sinergi 4 pilar juga melakukan penguatan peran dalam pelaksanaan PPKM mikro.
Di antaranya, mengoptimalkan 5M, memaksimalkan 3T, dan menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat secara cepat dan tepat sasaran.
Disisi lain, Sigit juga menyoroti soal
bed occupancy rate (BOR) di DIY, yang menempati peringkat tiga nasional sebesar 74 persen, dari data yang dikeluarkan Kemenkes per tanggal 6 Agustus 2021.
Menurut Sigit, untuk mengantisipasi keterisian tempat tidur itu, Forkopimda harus meningkatkan konversi tempat tidur di rumah sakit menjadi 40 sampai 60 persen. Kemudian, menambah tempat tidur diisolasi terpusat dengan memanfaatkan Balai Diklat, GOR, dan gedung sekolah.
“Penemuan kasus harus dilakukan lebih dini, agar terapi dapat dilakukan lebih awal. Pemanfaatan isolasi terpusat di level kecamatan dan kabupaten/ kota agar pasien gejala ringan dapat dirawat, dipantau, dan segera dirujuk bila terjadi perburukan gejala,” ucap Sigit.
Penerapan pelaksanaan isolasi mandiri juga harus melakukan sejumlah protokol, yakni, melakukan penempelan stiker dengan mencantumkan nomor Hp Bhabinkamtibmas, Bhabinsa, dan tenaga kesehatan.
Lalu, melarang penghuni melakukan mobillisasi di luar rumah dan dilakukan patroli secara intensif, membuat grup WhatsApp (WA) khusus bagi warga yang terpapar untuk mempermudah komunikasi dengan petugas, melakukan penyemprotan disinfektan di sekitar rumah secara berkala.
“Mendistribusikan kebutuhan hidup dasar, dan obat-obatan ke rumah warga, dan melakukan treatment khusus dan pengecekan kesehatan secara rutin guna mempercepat penyembuhan,” tutur Sigit.
Selain itu, kata Sigit, melakukan percepatan penyaluran bantuan sosial (bansos) dan paket obat-obatan juga harus dilakukan. Hal tersebut untuk membantu meringankan beban masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Tak hanya itu, menurut Sigit, akselerasi vaksinasi juga harus dilakukan dengan bersinergi bersama seluruh lapisan elemen masyarakat. Tujuannya, agar target herd immunity atau kekebalan kelompok terhadap virus corona dapat segera terwujud.
“Polri telah melaksanakan 604 kegiatan vaksinasi massal dan 2.916 kegiatan bantuan sosial bersama berbagai elemen masyarakat. Secara kumulatif Polri melaksanakan pemberian bantuan sosial yang melibatkan 332 ormas, melalui kegiatan membagikan 163.466 Paket sembako dan 749.171 Kg beras, serta 371.941 sasaran vaksinasi bersama dengan elemen masyarakat,” kata Sigit. (KG/PAN)
You must be logged in to post a comment.