Peluncuran Uang Digital

Ilustrasi. (foto:net)

Berkembangnya teknologi yang pesat menyebabkan segala bentuk kegiatan memusatkan pada kegiatan dengan situs-situs tertentu.

Pada awal tahun 2020 awal mula seluruh aktifitas menjamaah pada kegiatan online dengan alat bantu teknologi. Hal ini terjadi karena pada saat itu di Indonesia mulai masuk wabah penyakit menular yakni COVID-19 yang bukan hanya terjadi di Indonesia saja tetapi di negara lainnya.

Penerapan kegiatan online mulai dilakukan dan berkelanjutan hingga sekarang. Berkembangnya teknologi ini menjadi acuan bagi pertumbuhan negara salah satu nya pada pertumbuhan ekonomi.

Kegiatan ekonomi sekarang sudah bisa dijelajahi dengan teknologi online. Salah satunya seperti transaksi online yang berkembang pesat pada tahun 2021. Sehingga dalam hal ini pihak Bank Indonesia mengambil langkah dengen mengembangkan Central Bank Digital Currencies (CBDC) atau disebut sebagai uang digital.

Uang digital atau pula disebut rupiah digital menjadi alat pengganti pembayaran uang kartal (uang kertas dan uang logam).Selain itu, pihak BI juga menyebutkan beberapa fungsi dari uang digital tersebut dimana salah satunya adalah menghemat biaya transaksi.

Namun sampai saat ini peluncuran uang digital masih banyak pro dan kontra pada masyarakat kelas atas hingga bawah serta masyarakat usia tua hingga muda. Yang menganggap ini menjadi permasalahan baru di kehidupan masyarakat saat melakukan tindakan pembayaran.

Walaupun pada orang tertentu uang digital ini akan sangat memudahkan mereka pada saat bertransaksi atau pembayaran terutama pada zaman generasi milenium hingga generasi Z.

Saya selaku mahasiswa yang hidup di generasi sekarang ini memikirkan secara singkat bahwasannya uang digital ini memang memudahkan dan juga sangat praktis. Tetapi dilihat dari ruang lingkup masyarakat yang beragam mungkin uang digital ini masih belum sepenuhnya bisa digunakan.

Karena itu tadi kontra nya terdapat pada masyarakat khalayak bawah dan juga usia lanjut usia dan juga masyarakat yang buta akan teknologi.

Tetapi tidak menutup kemungkinan juga pada generasi sekarang ini membantu mempermudah serta meluaskan mengenai uang digital ini.

Meskipun begitu masyarakat tetap harus berhati-hati serta harus pintar memilah apa saja dampak negatif serta positifnya.

Sebagai masyarakat yang cerdas pasti akan mengetahui hal-hal yang harus dilalui melalui tantangan yang sekiranya mungkin bertentangan. Sehingga tidak menutup kemungkinan jika uang digital digunakan sesuai kriteria dan ketentuan yang ditetapkan menjadi acuan keberhasilan suatu negara terutama di Indonesia ini.

* Penulis Suci Ayu Reza Wulandari

Mahasiswi Semester 4, Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Karimun