ANAMBAS – Wakil Bupati Kepulauan Anambas, Wan Zuhendra memimpin apel peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) Nasional yang jatuh pada tanggal 26 April 2022, di lapangan Sepak Bola Sulaiman Abdullah, Jalan Iman Bonjol, Kelurahan Tarempa, Kecamatan Siantan, Selasa (26/4/2022).
Dalam amanatnya, Wan Zuhendra menyampaikan, bahwa HKB ini merupakan momentum penting setiap tanggal 26 April dalam sebuah perayaan yang dilakukan oleh seluruh komponen bangsa yang selaras dengan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulan Bencana yang ditetapkan pada tanggal 26 April tahun 2017.
“Apel kita kali ini merupakan arahan Presiden Joko Widodo pada pembukaan rapat kerja nasional penanggulangan bencana tahun 2021 di Istana Negara, yang menyatakan simulasi bencana secara rutin harus dilakukan di daerah-daerah rawan bencana, beliau juga menekan pentingnya pembangunan sistem edukasi kebencanaan berkelanjutan di daerah rawan bencana,” ucap Wan.
Dirinya juga menjelaskan, HKB adalah perayaan bangsa ini untuk memperingati momen bersejarah bangkitnya kesadaran akan penanggulangan bencana, perayaan ini harus melibatkan semua lembaga, jika di tahun 2017 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berhasil melibatkan lebih dari 35 juta masyarakat Indonesia yang berkomitmen turut serta dalam gerakan Kesiapsiagaan Bencana, maka tahun ini ditargetkan marilah keluarga sebangsa tanah air sesuai dengan tema yang kita canangkan.
“Budaya sadar kebencanaan harus mulai sejak dini, mulai dari individu, keluarga, komunitas, sekolah sampai lingkungan masyarakat. Indonesia tangguh bencana harus dilakukan semua pihak,” jelasnya.
Wan Zuhendra menegaskan, langkah pencegahan harus diimplementasikan konkrit yang meliputi pencegahan, kesiapsiagaan dan peringatan dini, diluar itu harus dibarengi dengan kapasitas lembaga dan sumber daya manusianya, bukan sekedar kegiatan seremonial belaka, tetapi mengedepankan aksi nyata dengan target peningkatan kesadaran. Pengatahuan dan keterampilan masyarakat dalam menghadapi bencana, serta tingkat kepahaman masyarakat terhadap potensi bencana yang ada di wilayahnya yang harus dibarengi dengan kegiatan kesiapsiagaan juga harus diperhitungkan.
“Sekali lagi saya tekankan, kesiapsiagaan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui keorganisasian, langkah-langkah yang tepat guna dan jaya guna, kesiapsiagaan yang baik dibutuhkan dilakukan evakuasi mandiri dalam bencana, pemahaman notasi yang baik akan meminimalisir jatuhnya korban,” tegasnya.
Ia berharap, seluruh golongan dan masyarakat bisa paham, bahwa tugas ini tidak hanya disandang oleh BNPB, perlunya ada kolaborasi dengan segala pihak sehingga keluarga tangguh bencana, pilar bangsa menghadapi bencana bisa terealisasi dan akhirnya bisa menjadi pusat pengetahuan yang bisa dikedepankan ke dunia.
“Saya berpesan kepada seluruh golongan masyarakat di Anambas, agar sekiranya kita bersama wujudkan keluarga yang tangguh bencana, pilar bangsa untuk menuju bangsa yang sejahtera, aman dan makmur, dengan meminimalisir kemungkinan buruk yang ada,” harapnya. (KG/WNY)