Tinjau Sistim Pengelolaan Limbah Rumah Tangga, Ansar: Jangan Bicara Pariwisata Hebat kalau Urusan WC Saja Tak Selesai

TANJUNG PINANG (Kepriglobal.com) – Gubernur Kepri, H Ansar Ahmad, mengatakan, pengelolaan limbah yang baik sangat diperlukan mencegah potensi bahaya yang ditimbulkan.

Limbah merupakan sisa proses dalam industri, baik dari perusahaan maupun rumah tangga. Jika tidak dikelola dengan baik, akan mengganggu kesehatan dan kebersihan lingkungan.

“Pengelolaan yang baik dan berkepanjangan diperlukan, agar tidak menjadi penyebab masalah lingkungan,” ujar Gubernur Ansar pada acara penutupan pembangunan sistem pengelolaan limbah rumah tangga terpadu yang diselenggarakan Loola Resort di Kampung Karya Jalan Bumi Indah RT 15 RW 05 Tuapaya Asri, Bintan, Senin (8/11/2021).

Apalagi, lanjut Ansar seperti dirilis Diskominfo.kepriprov.go.id, limbah-limbah yang berbentuk cair sulit diuraikan bakteri, berdampak pada kesehatan lingkungan dan manusia.

Menurut Ansar, Pemprov Kepri pada dasarnya sangat mendukung program kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Hal ini salah satu amanah dalam pertemuan sustainable development goals (SDGs), dimana para pemimpin-pemimpin dunia selalu membahas keikutsertaan masyarakat dalam proses perumusan tujuan dan target kesejateraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Gubernur Ansar mengatakan, bahaya yang disebabkan limbah itu tidak timbul seketika, akan tetapi bisa timbul dalam waktu yang panjang dan tidak jarang menimbulkan dampak fatal seperti kematian.

Lebih lanjut, Gubernur Ansar meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi bersama Pemerintah Kabupaten Bintan, mempelajari sistem sanitasi penanganan limbah yang lebih efektif.

“Ke depan Pemprov Kepri akan mempelajari sistem ini. Kalau memang ini efektif, kita juga akan mengembangkannya di berbagai wilayah yang resistensi limbahnya sangat besar,” ujar Gubernur.

Gubernur Ansar menceritakan pengalamannya sewaktu menjabat Bupati Bintan, dimana Pemkab Bintan mendapatkan penghargaan khusus dari Kementerian Kesehatan RI, karena telah berhasil melakukan program open defecation free (ODF).

“Dulu sewaktu saya menjadi Bupati Bintan, saya sempat dijuluki Bupati Jamban, karena lebih dari 2.000 jamban yang Pemkab Bintan bangun. Kala itu, masih banyak masyarakat membuang limbah di luar rumah karena tidak ada WC (water closet),” nostalgia Ansar.

Di samping itu, Gubernur Ansar berharap sistem pengelolaan sanitasi tersebut dapat dikembangkan di Kabupaten dan Kota lainnya yang ada di Kepulauan Riau.

“Semoga percontohan ini, juga dapat memberikan contoh penanganan limbah kepada daerah lainnya. Karena limbah tidak boleh dipandang enteng,” harapnya.

Terakhir, menurut Gubernur Ansar, sistem pengelolaan unit ini dibuat bersama-sama masyarakat, agar ke depan masyarakat sadar pentingnya pengelolaan limbah yang baik.

“Kita lakukan program pemicu, agar masyarakat terdorong pemanfaatannya. Kita di Kepri tak usah bicara jauh-jauh tentang kehebatan pariwisata dan industri. Kalau urusan-urusan WC saja belom terselesaikan,” tutupnya.

Semetara itu, Sekdakab Bintan, Adi Prihantara, berterima kasih kepada Loola Eco Eventure yang telah peduli kepada masyarakat Bintan soal pembangunan sistem pengelolaan sanitasi diharapkan bermanfaat.

“Tentu ini menjadi tugas masyarakat semua, menjaga yang telah dibangun dan tahu menggunakannya serta tahu merawatnya,” ucapnya.

Sekda Bintan menambahkan, Pemkab Bintan menginginkan gerakan membangun kampung yang disebut program gerbang kampung.

“Jadi diawali dari sistem pengelolaan sanitasi yang baik, kita harapkan kampung kita menjadi baik,” tambah Adi Prihantara. (kg/pan)