Walau Tidak Mendapat Insentif, Guru Mengaji di Karimun Tetap Ikhlas Mendidik Anak

Hambali, salah satu guru mengaji di Karimun

Hambali, salah satu guru mengaji di Karimun

KARIMUN – Mengapa kabupaten Karimun “Negeri Berazam” yang mana kata berazam sangat identik dengan kebudayaan islami tidak bisa meniru pulau Batam ?

Pulau Batam yang tadinya kota industri dan kini sudah berubah menjadi kota wisata
yang selalu sibuk dengan hiburan. Namun, meskipun begitu, pemimpinnya tidak pernah melupakan kegiatan keagamaan.

Walikota Batam begitu peduli dengan hal berbau agama, karena diyakini agama adalah salah satu yang membentuk karakter dari seseorang. Untuk itu pemko Batam telah lama mengatur dana insentif untuk para guru ngaji di mesjid atau di TPA/ rumah-rumah yang setiap bulannya tersalur secara otomatis melalui atm masing.

Ketua Muhamamadiah kabupaten Karimun, dr Rezka Silvawan saat ditemui awak media mengatakan sudah sepantasnya kabupaten Karimun mencontoh kota Batam yang memperhatikan nasib guru mengaji di setiap RT/RW.

dr Rezka yang kesehariannya bertugas sebagai tenaga medis di RSUD Muhammad Sani Karimun ini juga mengatakan akan pentingnya menanamkan ayat-ayat Al-qur’an pada anak agar akhlak dan akhidah generasi dapat berguna bagi keluarga dan negara.

“Sudah sepantasnya anggota DPRD mengadakan paripurna untuk membahas anggaran guru mengaji yang selalu ikhlas membagikan ilmunya mendidik generasi penerus kita,” kata dokter muda yang dikenal taat beragama ini.

dr Rezka juga berharap agar bupati Karimun Muhammad Rafiq mendukung program ini agar guru mengaji juga memiliki kehidupan yang tidak jauh berbeda dengan guru umum lainnya.

“Untuk membentuk karakter anak bukan hanya dari bangku sekolah saja, jangan sampai anak kita buta akan agama, karena agama adalah hal paling utama sebagai tujuan kita menjalani kehidupan ini,”tandasnya.

Sementara itu, ketika awak media berkunjung ke salah satu mesjid di jalan Sungai Lakam Timur, di sana awak media bertemu dengan salah seorang guru mengaji yang tengah mengajar muridnya.

Hambali, guru mengaji tersebut mengatakan jika sebenernya mereka juga mendapatkan dana insentif dari pemerintah, tetapi di atur dengan peraturan.

“Guru yang dapat dana tersebut yang namanya terdaftar dalam yayasan tertentu. Sistem pemerintah mengucurkan dana itu melalui yayasan, jadi yang tidak terdaftar tidak mendapatkan dana insentif,”ujar Hambali.

Dan umumnya sebut Hambali, setiap yang mengajar mengaji di rumah sang guru tidak tergabung dalam yayasan.(rinto)