Perjalanan Panjang PT Thiansan di Lingga, Tinggal Selangkah Lagi Jadi Proyek Strategis Nasional

LINGGA – Rencana investasi besar PT Thiansan Alumina Indonesia (TAI) di Kabupaten Lingga bukanlah cerita baru. Perusahaan yang bergerak di sektor industri pengolahan alumina ini telah melewati jalan panjang, penuh dinamika, hingga akhirnya kini tinggal menunggu satu langkah terakhir: penandatanganan perjanjian kerja sama dengan Kementerian Pertahanan.

Sejak awal masuk ke Lingga, Thiansan membawa harapan besar. Perusahaan ini berkomitmen menghadirkan investasi senilai triliunan rupiah yang akan menyerap hingga 10 ribu tenaga kerja. Bahkan, rencana ini disebut-sebut bakal masuk ke dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN), menjadikannya salah satu investasi terbesar yang pernah hadir di Bunda Tanah Melayu.

Namun perjalanan Thiansan tidak mulus. Lokasi yang ditetapkan untuk pembangunan smelter berada dalam kawasan latihan tempur milik TNI Angkatan Laut. Persoalan ini menjadi titik krusial yang membuat perusahaan harus menunggu lampu hijau dari pemerintah pusat.

Meski seluruh proses perizinan, baik di provinsi maupun kementerian lain, sudah selesai, urusan pengalihan kawasan latihan tempur inilah yang menjadi penentu. Pemerintah Kabupaten Lingga bahkan telah menyerahkan titik koordinat lokasi, tinggal menanti pengesahan akhir dari perjanjian kerja sama antara Kementerian Pertahanan dan PT. Thiansan Alummina Indonesia.

Di tengah penantian tersebut, Thiansan tetap menunjukkan keseriusannya. Perusahaan mulai melakukan pembinaan terhadap pemuda-pemudi Lingga untuk dipersiapkan menjadi tenaga kerja terampil.

Sebanyak 20 orang sudah mengikuti proses wawancara untuk program pelatihan di Tiongkok. Selama masa pelatihan, mereka dijanjikan menerima gaji Rp6 juta per bulan. Program ini rencananya akan dilakukan bertahap: dari 20 orang, naik menjadi 50, hingga 100 peserta.

Namun, demi menjaga transparansi, Bupati Lingga Muhammad Nizar meminta agar program tersebut dihentikan sementara sampai seluruh proses perjanjian benar-benar tuntas.

Perjalanan Thiansan juga sempat diwarnai isu miring. Beberapa kalangan menilai perusahaan akan membatalkan investasinya di Lingga. Namun Nizar membantah keras anggapan itu.

“Sebagai pimpinan daerah, saya berupaya menggiring perusahaan ini agar tetap di Lingga. Saya optimis Thiansan tidak akan lari, meskipun usianya tersisa hanya 4 bulan,” tegas Nizar.

Upaya diplomasi pun dilakukan. Saat terjadi gelombang demonstrasi, Nizar bersama Wakil Bupati Lingga langsung berangkat ke Jakarta untuk bertemu dengan pihak-pihak terkait. Langkah itu menjadi bukti keseriusan pemerintah daerah dalam mengawal Thiansan agar tetap berlabuh di Lingga.

Kini, masyarakat Lingga menanti dengan penuh harap. Jika terealisasi, investasi Thiansan diyakini mampu mengubah wajah perekonomian daerah secara signifikan, menciptakan lapangan kerja luas, dan membuka peluang baru bagi generasi muda.

“Alhamdulillah, pembicaraan terkait perjanjian ini sudah terdengar. Mari kita sama-sama berdoa agar investasi besar ini benar-benar bisa terwujud,” pungkas Nizar. (kg/AS)