Upaya Polres Anambas Lestarikan Sejarah: Polsek Siantan Lakukan Pemugaran Makam Tua

ANAMBAS – Polres Kepulauan Anambas melakukan pemugaran untuk salah satu situs bersejarah, yakni makam tua yang terletak di sekitar Kota Tarempa, tepatnya di samping Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarempa, pada hari Senin 18 Maret 2024.

Pemugaran, yang merupakan usaha untuk mengembalikan kondisi fisik Objek Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, dan Struktur Cagar Budaya yang telah rusak agar sesuai dengan keaslian aslinya dalam hal bahan, bentuk, tata letak, dan/atau teknik konstruksi untuk memperpanjang umurnya, bertujuan untuk memastikan salah satu situs bersejarah di Kota Tarempa tetap terjaga dan terawat dengan baik.

Hal ini disampaikan oleh Kapolres Kepulauan Anambas melalui Kapolsek Siantan, Iptu Gunawan Husein, saat di lokasi pemugaran makam tua.

“Benar, kami melakukan pemugaran berdasarkan arahan Kapolres Anambas, yang melihat perlunya perhatian terhadap situs makam tua ini saat beliau melintas. Oleh karena itu, kami di sini melakukan pemugaran sebaik mungkin, sejalan dengan bulan yang baik ini,” ujar Iptu Gunawan Husein.

Kapolsek Siantan juga menyebutkan bahwa sebelum memulai kegiatan pemugaran, pihaknya telah menghubungi tokoh masyarakat dan tokoh agama di sekitar untuk berkoordinasi mengenai informasi detail tentang makam tua tersebut serta untuk bersama-sama mengamati proses renovasi.

“Kami sudah menghubungi tokoh agama dan tokoh masyarakat dari Lembaga Adat Melayu (LAM) Anambas untuk mengamati proses pemugaran, dan mereka akan mencari informasi detail tentang siapa yang dimakamkan di makam kuno ini,” kata Kapolsek.

Dirinya juga mengajak seluruh warga Anambas, khususnya di wilayah Polsek Siantan, untuk menjaga kelestarian warisan budaya dan situs bersejarah.

Ia menekankan pentingnya hal ini, karena dapat memberikan dampak positif bagi banyak pihak.

“Saya berharap masyarakat menjadi lebih sadar dan peduli terhadap situs-situs bersejarah. Dengan terawat dengan baik, situs-situs tersebut akan menjadi indah dan tidak menciptakan kesan terlantar. Mereka bahkan dapat menjadi daya tarik pariwisata jika kesadaran ini diterapkan oleh semua pihak,” himbau Iptu Gunawan. (KG/Kastarani)