BINTAN – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Maritim Raja Ali Haji (UMRAH) menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Membongkar Ilusi Kolektif: Narasi Negara dalam Ruang Intersubjektif”. Acara ini menghadirkan Prof. Dr. Yusmar Yusuf, M.Si, Guru Besar FISIP Universitas Riau, sebagai pembicara utama dan diikuti oleh mahasiswa serta dosen FISIP UMRAH, Senin (16/06/2025).
Dalam paparannya, Prof. Yusmar menjelaskan bagaimana negara tidak hanya dibangun atas dasar realitas fisik, tetapi juga melalui narasi kolektif yang diyakini masyarakat. Ia menguraikan konsep hikayat (kayat) sebagai fondasi pembentukan identitas bangsa, yang sering kali mengandung paradoks—memersatukan sekaligus menjadi alat kontrol kekuasaan. Dengan merujuk pada pemikiran Plato dalam “Republik”, ia menyoroti mitos “dusta mulia” (gennaion pseudos) yang digunakan penguasa untuk melegitimasi hierarki sosial.
Lebih lanjut, Prof. Yusmar membandingkan “tirai besi” sebagai simbol pembatas geopolitik dengan “tirai silikon” yang merepresentasikan dominasi kecerdasan buatan (AI). Keduanya, menurutnya, memiliki potensi mengubah wajah kedaulatan negara. Ia juga menjelaskan tiga lapisan realitas: realitas objektif (fisik), realitas subjektif (persepsi individu), dan realitas intersubjektif (konstruksi bersama seperti hukum dan mitos). Negara, dalam pandangannya, adalah produk imajinasi kolektif yang terus diperkuat melalui cerita dan simbol.
Pada sesi diskusi, Muhammad Natsir Tahar, penulis dan pegiat literasi dari Batam, memberikan tanggapan dengan menekankan posisi strategis Kepulauan Riau di tengah arus globalisasi dan tantangan AI. Ia menegaskan pentingnya mempertahankan identitas lokal sambil merespons perkembangan teknologi.
Dr. Afrizal, M.Si, Kaprodi Ilmu Pemerintahan Pascasarjana FISIP UMRAH, menyampaikan apresiasi atas diskusi ini. Ia menilai kuliah umum tersebut membuka wawasan mahasiswa bahwa negara bukan sekadar entitas fisik, melainkan juga konstruksi dinamis yang dapat dikritisi dan diperbarui.
Acara ditutup dengan refleksi dari Prof. Yusmar bahwa kesadaran akan intersubjektivitas memungkinkan masyarakat untuk tidak hanya menerima, tetapi juga menulis ulang narasi yang membentuk realitas sosial-politik. KG/R
You must be logged in to post a comment.