LINGGA – Ketua Persatuan Pemuda Tempatan (Perpat) Kabupaten Lingga, Frans Wijaya, menegaskan komitmennya dalam mendukung masuknya investasi ke daerah. Ia menilai investasi merupakan instrumen penting untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi sekaligus menjadi solusi konkret atas persoalan pengangguran yang masih dihadapi masyarakat Lingga.
Menurut Frans, selama ini Kabupaten Lingga memiliki potensi sumber daya alam dan geografis yang besar, namun belum sepenuhnya mampu dikonversi menjadi kekuatan ekonomi yang berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat. Kehadiran investor, kata dia, menjadi katalis yang mampu menggerakkan sektor-sektor produktif, mulai dari industri, jasa, hingga sektor pendukung lainnya.
“Investasi adalah pintu masuk bagi perputaran ekonomi. Ketika modal masuk dan usaha berjalan, maka lapangan pekerjaan terbuka. Inilah yang paling dibutuhkan masyarakat Lingga hari ini,” ujar Frans Wijaya, Rabu (31/12/2025).
Frans menegaskan, Perpat Lingga secara organisasi berdiri tegak mendukung langkah pemerintah daerah dalam menciptakan iklim investasi yang sehat, aman, dan berkelanjutan. Ia menilai, kolaborasi antara pemerintah, investor, dan masyarakat menjadi kunci agar investasi tidak hanya menguntungkan secara bisnis, tetapi juga memberikan nilai tambah sosial bagi warga tempatan.
Ia juga menekankan pentingnya keberpihakan terhadap tenaga kerja lokal. Menurutnya, investasi yang masuk ke Lingga harus memprioritaskan penyerapan sumber daya manusia daerah agar manfaat ekonomi benar-benar dirasakan oleh masyarakat setempat.
“Anak-anak daerah tidak boleh hanya menjadi penonton di tanahnya sendiri. Investasi harus memberi ruang kerja dan peningkatan kapasitas bagi tenaga kerja lokal,” tegasnya.
Lebih lanjut, Frans mengingatkan agar polemik dan resistensi terhadap investasi tidak berkembang tanpa dasar yang jelas. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk melihat investasi secara objektif dan rasional, dengan menempatkan kepentingan jangka panjang daerah di atas kepentingan kelompok atau individu.
Menurutnya, selama investasi dijalankan sesuai regulasi, memperhatikan aspek lingkungan, serta menjunjung tinggi kearifan lokal, maka tidak ada alasan untuk menolak kehadirannya.
“Yang perlu kita kawal adalah tata kelola dan komitmennya, bukan menutup pintu. Lingga tidak akan maju jika terus berada dalam ketakutan dan perdebatan yang tidak produktif,” ujarnya.
Frans optimistis, dengan dukungan semua pihak, investasi dapat menjadi fondasi kuat bagi transformasi ekonomi Kabupaten Lingga menuju daerah yang mandiri, berdaya saing, dan mampu memberikan kesejahteraan yang merata bagi masyarakatnya. (kg/as)











