Batam – Puluhan warga protes akibat aktivitas pematangan lahan yang dilakukan proyek misterius di kawasan Hutan Kelurahan Sambau, Kecamatan Nongsa, kota Batam.
Para warga tersebut terdiri dari Pembudidaya ikan air tawar, pemilik kebun, dan beberapa orang Nelayan yang di dampingi oleh Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Ranting Kecamatan Nongsa, DPC HNSI Kota Batam dan Perwakilan DPD HNSI PROV KEPRI.
Kedatangan mereka saat itu untuk menemui pihak pemilik lahan maupun penanggung jawab kegiatan, guna menyampaikan keluhan para warga yang dirugikan karena terkena dampak lumpur imbas dari proyek.
Heri Ketua Ranting HNSI Kecamatan Nongsa yang saat itu mendampingi warga sangat kecewa terhadap sikap pemilik kegiatan yang tidak mau menemui warga yang terkena imbas dari kegiatan tersebut.
” Kita sudah datang degan niat menemui mereka degan sikap rasa kekeluargaan, namun sangat disayangkan niat baik kita tidak direspon baik oleh penanggung jawab kegiatan ‘ intinya mereka tidak mau menemui kami ” ujar Heri
Beliau juga menegaskan bahwa HNSI akan tetap memperjuangkan hak hak warga yang terdampak sampai warga mendapatkan rasa keadilan. Kami sebagai Masyarakat Nelayan baik yang beraktivitas Tangkap dilaut maupun Pembudidaya adalah bagian dari Ketahanan Pangan.
Kris salah satu warga nelayan pembudidaya ikan menjelaskan bahwa dirinya telah mengalami banyak kerugian akibat terkena dampak lumpur, hingga beberapa kolam miliknya sudah tertimbun tanah proyek.
Kondisi ini menyebabkan kolam ikan miliknya dipenuhi lumpur sehingga mengakibatkan bibit ikan pada mati dan sulit berkembang sehingga gagal panen.
Sebelumnya panen budidaya ikan milik Kriss bisa mencapai delapan hingga sembilan ton saat panen, namun saat ini panen yang bisa didapatkan hanya satu hingga dua ton saja.
” Saya harap ada itikad baik oleh pemilik kegiatan untuk menemui kami yang terkena dampak langsung, supaya kami dapat menyampaikan keluhan secara langsung dan mendapatkan solusi ” tutup Kriss
Selain itu beberapa warga lainnya juga ikut terdampak salah satunya Iwan selaku pemilik kebun juga mengalami kerugian akibat dampak lumpur proyek yang saat ini dikerjakan, Tanaman kacang panjang miliknya terimbas gagal panen serta beberapa pohon pisang terkena dampak timbunan tanah.
” Tanaman gagal panen, lokasi tanam sudah penuh lumpur, jadi lahan kebun saya sudah tidak layak lagi untuk dijadikan lahan pertanian ” ujar iwan
Kedatangan warga terdampak bersama HNSI saat itu tidak membuahkan hasil hal ini disebabkan karena pihak pengelola proyek tidak pernah muncul untuk menemui warga.
Anehnya hingga saat ini tidak ada yang mengetahui siapa pemilik proyek pematangan lahan tersebut sehingga warga terdampak sulit untuk jalin komunikasi untuk menyelesaikan polemik yang terjadi.
Dilokasi proyek tidak ada ditemukan berupa papan informasi terkait kegiatan maupun pemilik PL, namun lahan yang sudah di garap diperkirakan mencapai puluhan hektar, Romi salah satu pekerja yang saat itu ditemui di lahan proyek menjelaskan bahwa dirinya juga tidak mengetahui siapa pemilik proyek.
(Rohmad)
You must be logged in to post a comment.