LINGGA – Gelombang kekecewaan membuncah di kalangan masyarakat Pulau Benan. Tokoh masyarakat setempat, Mar’at, angkat suara keras menolak apabila ada penarikan kapal MV Oceana 9 yang selama ini menjadi urat nadi transportasi dan penopang utama sektor pariwisata di pulau wisata unggulan Kepulauan Riau tersebut.
“Jika MV Oceana 9 ditarik, kami sangat kecewa! Kehadiran kapal ini bukan hanya soal transportasi, tapi menyangkut hidup dan mati ekonomi masyarakat Benan!” tegas Mar’at kepada media, Sabtu (26/04/2025).
Sudah bertahun-tahun MV Oceana 9 melayani rute antar-pulau, memudahkan wisatawan mengunjungi Benan yang dikenal dengan keindahan alam dan statusnya sebagai desa wisata yang masuk Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI).
Dirinya menilai kehadiran kapal ini menjadi denyut kehidupan masyarakat, yang kini terancam lumpuh jika kebijakan sepihak diberlakukan.
“Kalau memang mau bersaing, kenapa tidak dari dulu? Kenapa harus sekarang, saat pariwisata kami mulai menggeliat?” sentil Mar’at yang juga pernah menjabat sebagai Kades Benan.
Ia menegaskan, hingga hari ini, trayek Lintas Kepri hanya melayani Jagoh dan Sei menuju Punggur. Akibatnya, masyarakat Benan sama sekali tidak menikmati fasilitas tersebut. Sementara MV Oceana 9 tetap setia menyusuri pulau-pulau, mendukung konektivitas dan mendatangkan wisatawan.
Mar’at menyampaikan apresiasinya kepada Bupati Lingga dan Kepala Dinas yang telah membuka akses trayek baru melalui Oceana 9, meski ia tak menutupi kekecewaannya karena kebijakan semacam ini baru terlaksana setelah bertahun-tahun perjuangan.
“Saya dulu jadi kepala desa, dari saya menjabat hingga tidak menjabat, baru sekarang ada kapal seperti ini. Ini perjuangan panjang! Jangan korbankan masyarakat hanya karena kepentingan segelintir pihak,” katanya lantang.
Ia menegaskan, jika MV Oceana 9 benar-benar ditarik, dampaknya akan fatal. Pariwisata akan sepi, ekonomi rakyat runtuh, dan cita-cita menjadikan Benan sebagai destinasi wisata andalan Kepri akan tinggal kenangan.
“Kami menuntut para pemangku jabatan bertindak adil! Jangan buat kebijakan yang mengorbankan kami! Kami bukan batu pijakan kepentingan!” teriak Mar’at dengan tegas.
Pulau Benan, yang selama ini berjuang bangkit melalui sektor pariwisata, kini menghadapi ancaman serius. Satu keputusan keliru, bisa membuat mereka kembali terperosok dalam keterisolasian. (mk/willy)