Tahukah anda bahwa Sumatera Barat memiliki potensi bencana alam yang tinggi?
Hal ini dapat terjadi karena secara geografis Sumatera Barat berada dalam kawasan dengan aktivitas seismik yang sangat aktif.
Pertemuan zona subduksi antara Lempeng Indo-Australia di selatan dan Lempeng Eurasia di utara membentuk pegunungan Bukit Barisan yang membentang di sepanjang provinsi ini. Apalagi dengan topografi yang bervariatif mulai dari area dataran rendah berupa pantai hingga dataran tinggi sehingga membuat Sumatera Barat memiliki potensi bencana alam yang tinggi, salah satunya adalah gempa megathrust.
Gempa yang memiliki magnitudo yang besarnya lebih dari 8,0 sehingga memungkinkan timbulnya patahan besar, gempa yang berkekuatan besar, serta dapat menimbulkan tsunami yang dahsyat.
Dengan dampak yang besar ini, diperlukan tindakan mitigasi yang baik untuk menghadapinya.
Tindakan untuk meminimalkan dari keadaan yang tidak diinginkan tentu saja dengan menambah pengetahuan tentang gempa megathrust, lalu mengetahui apa saja yang harus dilakukan saat terjadi gempa megathrust, dan yang terpenting mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana megathrust ini.
Bagaimana caranya? mari kita simak artikel berikut ini.
Pengertian Megathrust
Gempa megathrust merupakan gempa yang dapat terjadi di zona subduksi, di mana dua lempeng tektonik bertemu sehingga salah satu lempeng terdorong ke bawah lempeng lainnya.
Gempa ini umumnya memiliki magnitudo besar yakni di atas 8,0 sehingga memungkinkan menimbulkan patahan besar. Jenis gempa ini selain memiliki potensi menimbulkan gempa berkekuatan besar, juga dapat men tsunami dahsyat
Pengertian Mitigasi Bencana
Dalam Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
Mitigasi bencana mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi resiko dampak dari suatu bencana yang dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan dan tindakan pengurangan resiko jangka panjang.
Jenis Mitigasi Bencana
Mitigasi Struktural : Mitigasi struktural merupakan upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan melalui pembangunan berbagai prasarana fisik dan menggunakan pendekatan teknologi, seperti pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat pendeteksi aktivitas gunung berapi, bangunan yang bersifat tahan gempa, ataupun Early Warning System yang digunakan untuk memprediksi terjadinya gelombang tsunami.
Mitigasi Non-Struktural : Mitigasi non struktural adalah upaya mengurangi dampak bencana dengan cara selain dari pembangunan prasarana. Bisa dalam lingkup upaya pembuatan kebijakan seperti pembuatan suatu peraturan, pembuatan tata ruang kota, capacity building masyarakat, bahkan sampai menghidupkan berbagai aktivitas lain yang berguna untuk penguatan kapasitas masyarakat, juga termasuk bagian dari mitigasi ini.
Upaya Mitigasi Bencana
Peningkatan Kesadaran dan Pengetahuan : Sosialisasi secara berkala tentang jenis bencana yang mungkin terjadi, tanda-tanda awal bencana, dan langkah-langkah evakuasi dan melatih masyarakat dalam memberikan pertolongan pertama pada korban bencana.
Pembentukan Tim Tanggap Darurat : Membentuk tim tanggap darurat yang telah dilatih berkala untuk menangani situasi darurat. Struktur tim terdiri dari koordinator umum, penanggung jawab evakuasi, penanggung jawab medis, penanggung jawab logistik, serta penanggung jawab informasi dan komunikasi.
Penyusunan Rencana Kontingensi : Membuat rencana evakuasi yang detail, termasuk jalur evakuasi, titik kumpul, dan menyiapkan rencana komunikasi yang efektif untuk memastikan koordinasi yang baik antara semua pihak yang terlibat.
Sistem Peringatan Dini : Melakukan pemantauan kondisi cuaca secara berkala dan memberikan peringatan dini jika terjadi cuaca ekstrem, serta memasang sirine peringatan yang dapat didengar di seluruh area kampus.
Latihan Evakuasi Berkala : Melakukan simulasi bencana secara rutin untuk menguji kesiapsiagaan dan mengevaluasi prosedur evakuasi.
Koordinasi dengan Instansi Terkait : Berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mendapatkan informasi terkini tentang potensi bencana dan mendapatkan bantuan jika diperlukan. Serta berkoordinasi dengan polisi dan TNI untuk menjaga keamanan dan ketertiban selama dan setelah terjadi bencana.
Pemanfaatan Teknologi Informasi : Memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan informasi terkait bencana dan upaya mitigasi.
Pendidikan Kesadaran Bencana : Mengintegrasikan materi tentang kebencanaan ke dalam kurikulum dalam pendidikan.
Kesimpulan
Mitigasi bencana sangat penting untuk meminimalkan keadaan yang tidak diinginkan dan mengurangi dampak dari bencana alam.
Masyarakat perlu mengetahui berbagai macam upaya mitigasi bencana. Keberhasilan dalam melakukan mitigasi bencana akan membantu dalam melindungi nyawa dan menjaga aset-aset penting sehingga dampak dari bencana dapat ditekan seminimal mungkin.
Penulis : Nabila, Adinda, dkk. FK UNAND 2023